Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap energi fosil dalam hal ini batu bara sebagai pemenuhan energi. Hal ini lantas menjadi tantangan transisi energi di Indonesia. Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto memerinci dari total kapasitas pembangkit listrik secara nasional yang mencapai 72,4 gigawatt (GW), 67% atau sebagian besar diantaranya merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Meski demikian, batu bara yang digunakan berasal dari cadangan dalam negeri. Saat ini, cadangan batu bara yang dimiliki Indonesia tercatat mencapai 38 miliar metrik ton. Dengan cadangan batu bara sebesar itu dan produksi tahunan sekitar 800 juta ton, Indonesia diperkirakan masih dapat mengelola sumber daya batu bara selama hampir 60 tahun kedepan.

Namun dengan batu bara Indonesia yang merupakan kategori kalori rendah, kadar emisi karbon yang dihasilkan juga akan tinggi. Padahal, Indonesia sendiri gencar mengembangkan sumber EBT sebagai pengganti energi batu bara yang dinilai 'kotor' menghasilkan emisi karbon yang tinggi.

Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 7 Juni 2024, produksi batu bara RI dalam 10 tahun terakhir terpantau terus melonjak.

Penggunaan batu bara di dalam negeri juga terlihat melonjak dalam 1 dekade terakhir. Pada 2013 konsumsi batu bara RI tercatat masih sebesar 72,07 juta ton. Kemudian, melonjak menjadi 138,42 juta ton pada 2019, dan 212,87 juta ton pada 2023.

 

Sumber : www.cnbcindonesia.com

<< Kembali